MEDIAPUBLIKA.com – Kuasa ahli waris 5 (lima) keturunan Bandardewa Ir Achmad Sobrie MSi angkat bicara terkait bentrokan yang terjadi antara massa masyarakat adat 5 keturunan Bandardewa dengan Satpam PT Huma Indah Mekar (HIM) hingga jatuhnya korban luka berat di kepala Sabirin (35), pada Rabu (2/3). Bentrokan tersebut menurutnya, akibat penerapan penegakan hukum yang tebang pilih oleh Polres Tulang Bawang Barat.
“Bentrokan tersebut terjadi dipicu akibat tidak diterapkannya penegakan hukum secara adil oleh Polres Tulang Bawang Barat,” kata Achmad Sobrie, Kamis (3/3/22).
“Penahanan Amin yang dilakukan secara sewenang-wenang oleh pihak Polres yang diduga melakukan pengrusakan di areal kebun karet PT HIM. Sedangkan, kebun karet tersebut ditanam di lahan tanah Masyarakat Adat 5 Keturunan Bandardewa, di luar HGU,” sambung mantan Widyaswara itu.
Pada sisi lain, lanjut Sobrie, penyerobotan tanah masyarakat adat tersebut secara resmi sudah kami laporkan, paparkan dihadapan jajaran aparat Polres Tubaba pada tanggal 7 Februari 2022 dan disertai penyerahan dokumen secara lengkap pada tanggal 8 Februari 2022. Namun sejauh ini tidak ada tindak lanjutnya.
“Gugus Tugas Reforma Agraria yang diberi mandat oleh Pemerintah dan didukung oleh DPRD Tubaba untuk menyelesaikan sengketa tanah 5 keturunan Bandardewa dengan PT HIM telah berlangsung 40 tahun, cenderung diabaikan dan tidak perduli. Padahal lahan tersebut didepan kantor Bupati Tulang Bawang Barat,” tandas mantan tenaga ahli Pemkab Lampung Tengah.
Sebelumnya, Ketua MPW Pemuda Pancasila (PP) Provinsi Lampung Hi. Rycko Menoza SZP, SE,MBA Ketua MPW PP Lampung. menyesalkan tindakan tidak taat hukum petugas keamanan PT Huma Indah Mekar (HIM) atas dugaan Penganiayaan terhadap salah seorang dari warga Masyarakat Adat 5 Keturunan Bandardewa, Sabirin, yang juga sebagai ketua PAC Pemuda Pancasila Tulang Bawang Tengah, Kabupaten Tulangbawang Barat, Provinsi Lampung, Rabu (2/3).
“Saya belum mendapatkan informasi secara utuh terkait dugaan korban sekuriti tersebut juga merupakan salah satu Pengurus Anak Ranting di Cabang Tulangbawang Barat,” kata Rycko Menoza. Rabu (2/3).
“Yang pasti siapapun korban dan pelakunya, mendorong pihak kepolisian untuk bisa menyelesaikan permasalahan ini yang bisa berdampak korban lainnya,” sambungnya.
PP, menurut dia, menentang segala bentuk kekerasan apalagi sampai menimbulkan korban luka.
“Mudah-mudahan pihak-pihak berwenang, Tokoh Adat, termasuk Pemkab juga pemilik perusahaan bisa mencari solusi bagaimana sengketa lahan yang rentan terjadi tidak terjadi lagi,” harap Rycko menandaskan.
Salmani, Sekretaris MPC PP Tulang Bawang Barat yang berada ditempat pada saat peristiwa penganiayaan oleh Satpam PT HIM terhadap warga Masyarakat Adat 5 Keturunan Bandardewa berlangsung, menuturkan dengan rinci kronologis kejadian hingga kesaksiannya melihat luka korban identik dengan akibat senjata tajam.
“Kejadian itu kurang lebih sekitar Jam 15.00 WIB Pada dasarnya kami itu berbondong-bondong sedang mau ke kantor perusahaan PT HIM itu, salah satunya karena disitu sudah banyak PAM dari Brimob dan sebagainya Polisi, kami ingin mempertanyakan masalah saudara kami Amin yang lagi ditahan,” kata Salmani mengawali kisahnya, Rabu, (2/3) malam.
Karena prosedurnya, lanjut dia, kami anggap tidak sesuai dengan prosedur, sebab surat panggilannya juga kami tidak pegang. Lalu belum sempat bertanya yang banyak, saya masih di dalam mobil, tiba-tiba kami dalam radius sekitar 200 meter melihat saudara Sabirin ini sudah terjadi perkelahian. Tetapi awalnya kami tidak yakin kalau itu Sabirin, entah siapa yang sudah diinjak-injak.
“Disitu ada Satpam, ada juga oknum kepolisian yang melakukan tindakan penganiayaan. Bahkan kepolisian ada banyak disitu membiarkan tindakan penganiayaan yang dilakukan oleh Satpam,” ungkapnya.
Salmani membeberkan, Nah, begitu kami turun dari mobil, kami kejar, akhirnya merangseklah para pelaku-pelaku itu, mundur. Tetapi kami sudah terlanjur akhirnya bentrokan dengan aparat kepolisian. Begitu kami lihat, ternyata yang diinjak-injak itu saudara kami Sabirin, ketua PAC PP Tulang Bawang Tengah.
Hanya kita tidak sempat berpikir bahwa Sabirin yang lukanya begitu parah karena kami sudah bentrok dengan kawan-kawan kepolisian.
Kejadian itu sudah seperti begitu cepatnya, sehingga ada juga dari pihak kepolisian yang keseleo atau patah kaki, yakni kasat Intelkam Polres Tulang Bawang Barat, AKP Tora Egen Sitompul yang terjatuh sendiri ketika akan menenangkan anggotanya dan massa.
Saya dan Iwan TB berjuang menenangkan massa karena luar biasa tidak terkendali, kejadian begitu cepat malam ini pun melaporkan ke Polres Tulang Bawang Barat untuk agar mereka juga melakukan tindakan cepat dan agresif terhadap pelaku-pelaku yang melakukan penganiayaan terhadap saudara Sabirin.
Sementara itu, dihubungi terpisah, Kasat Intelkam Polres Tulang Bawang Barat AKP Tora Egen Sitompul mengaku bahwa dirinya belum bisa berkomentar, lantaran kakinya masih sakit akibat terkena lemparan batu saat berusaha melerai bentrokan antara anggotanya dengan massa 5 Keturunan Bandardewa dilokasi kejadian, sesaat setelah Sabirin diduga dianiaya oleh Satpam PT HIM. (*).