MEDIAPUBLIKA.com – Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Dr Salim Segaf Al Jufri dinilai pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi berpotensi besar untuk menjadi calon wakil presiden yang berpasangan dengan Anies Baswedan. Menurutnya, mantan Menteri Sosial RI ini punya banyak pengalaman dan tidak kalah dibandingkan dengan Wakil Presiden Indonesia saat ini Ma’ruf Amin.
“(Dr Salim) bisa mengisi kekosongan di kelompok agama, menghilangkan benturan yang agak keras antara Pancasila dengan Islam, demokrasi dengan Islam, dan nasionalis dengan Islam sehingga tidak terlalu mengental dan lebih cair. Kekosongan (figur) kelompok religius bisa diambil dari kalangan santri dan ulama,” tuturnya saat dihubungi di Jakarta, Jumat (20/5/22).
Selama ini, tuturnya, PKS hanya mengusung kader eksternal dan bukan kader internal. Sementara partai-partai lain saat ini mengajukan kader-kader mereka sendiri karena sudah tidak ada petahana di 2024.
“Tantangannya adalah bagaimana menjadi orang yang populis. Memosisikan diri sebagai seorang negarawan, yang bisa mengakomodir semua kelompok masyarakat dan melindungi minoritas dan juga mayoritas. Dan modal pertama adalah elektabilitas. Kalau tren beliau bagus, maka akan punya data tarik tersendiri,” ungkapnya.
Menurutnya, jika Dr. Salim dipasangkan dengan Anies Baswedan sebagai capres-cawapres 2024, maka kombinasi sipil-ulama akan sangat dominan dan ideal. Kombinasi seperti ini masih relevan dengan pemilu sebelumnya di mana Ma’ruf Amin lebih dipilih dibandingkan Mahfud MD.
“Anies-Salim adalah pasangan sipil dan ulama, dan ini bagus. Jika Anies direpresentasikan sebagai kelompok nasionalis, maka koalisinya adalah nasionalis-relijius.”
Dihubungi secara terpisah, menjelang perayaan Milad 20 PKS yang akan berlangsung di Istora Senayan, Jakarta tanggal 29 Mei nanti, Dr. Salim menegaskan bahwa acara akbar yang akan menghadirkan 10 ribu kader ini bukan sekedar konsolidasi internal, melainkan juga konsolidasi nasional. Harapannya, PKS bisa menjadi magnet pemersatu bagi seluruh elemen – elemen bangsa yang punya komitmen untuk membangun negeri ini ke depannya.
“Kami mengundang teman-teman dari partai lain, termasuk juga pengurus pusat Muhammadiyah dan NU sebagai ormas terbesar di Indonesia. Kami akan berbagi panggung dengan mereka, dan meminta mereka memberi masukan-masukan untuk PKS agar bisa berkontribusi lebih besar lagi untuk Indonesia,” ungkapnya.
Mengenai konstelasi pemilu 2024, Dr. Salim menegaskan bahwa substansi pemilu dan pilpres adalah perang gagasan dan adu ide. Ia tidak melihat pemilu dan pilpres sebagai ajang saling berhadap-hadapan antar kelompok politik. Lebih dari itu, ia menilai bahwa hajatan nasional lima tahun sekali itu sebagai bagian dari keharusan sejarah untuk membuat bangsa Indonesia menjadi lebih matang.
“Semakin sering kita berkompetisi secara sehat melalui pemilu, pilpres dan pilkada, maka efek domino yang akan dirasakan oleh masyarakat Indonesia adalah semakin cerdas, kritis dan melahirkan anti tesis-anti tesis baru yang nantinya bisa menjadi sumbangsih bagi kemajuan bangsa,” tutupnya.
Dr. Salim sendiri akan bertemu Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di momen Milad PKS tanggal 29 Mei 2022 nanti. (*).