MEDIAPUBLIKA.com – Mahasiswa Jurusan Ilmu Pemerintahan Universitas Lampung (Unila) mengunjungi rumah dinas Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Senin (22/5/23) sore.
Bendi Juantara Darmawijaya selaku Akademisi Fisip Universitas Lampung mengatakan bahwa mahasiswa sangat antusias berinteraksi dengan pak Ganjar, dengan suasana keterbukaan, kesederhanaan, dan ide ide inovasi daerah.
“Rasanya senang dan bangga mendapatkan ilmu dan pengarahan terkait kepemimpinan, pemerintahan, dan banyak hal lagi yang diberikan dari Pak Ganjar kepada kami,” kata Wahyu Rahmanda Jaya saat dikutip dari Akurat.co.
Wahyu yang juga Ketua Himpunan Mahasiswa FISIP Unila itu mengatakan, Ganjar menyampaikan pesan kuat tentang peranan mahasiswa dalam penyelenggaraan pemerintahan.
“Intinya harus selalu membantu masyarakat, karena kami mahasiswa merupakan agent of change dan kami juga merupakan orang-orang yang paling dekat kepada masyarakat. Jadi saling membantu, (kepada) pemerintah. Jangan hanya bisa mengkritik, namun juga kita harus bisa membantu pemerintah agar bisa berjalan dengan lancar,” tuturnya.
Senada juga disampaikan Dista Putri Riski. Dia mengaku senang bisa bertemu langsung dengan pemimpin idolanya.
“Pak Ganjar itu sangat menginspirasi bagi kami, karena Pak Ganjar (menjelaskan) dengan dirinya sendiri bukan dari background yang terlahir kaya, jadi menurutku Pak Ganjar itu sosok yang sangat menginspirasi sebagai mahasiswa,” ujarnya.
Selama ini, melalui media social, Dista melihat gaya kepemimpinan Ganjar sangat luwes dan milenial.
“Dari kepemimpinan, Bapak Ganjar itu bagus dan program-programnya juga sangat milenial sekali. Karena Pak Ganjar juga mendukung medsos dan nggak kudet buat generasi kami jadi cocok,” tandasnya.
Sementara itu, Gubernur Ganjar Pranowo mengapresiasi semangat para mahasiswa mempelajari reformasi birokrasi. Mereka pun masih punya pandangan sama, bahwa birokrasi erat dengan stigma korupsi, pelayanan rumit, dan lambat.
“Maka layanan mudah, digitalisasi, terus kemudian proses reform dan bagaimana kita harus, maaf dengan sangat terpaksa memangkas jabatan pada pokok tertentu. Ini perlu kita sampaikan,” ucap Ganjar.
Alumni Universitas Gadjah Mada itu juga senang dengan antusias mahasiswa untuk bertanya, terutama pada isu lingkungan dan perempuan.
“Menurut saya, ini pembelajaran yang bagus buat mereka bisa mendengarkan langsung dari cerita saya, mudah-mudahan bermanfaat,” tandasnya.
Sejak pertama memimpin Jawa Tengah (2013-2018), Ganjar Pranowo menanamkan integritas, dalam setiap laku pemerintahan.
Ganjar merevolusi mindset birokrat, dengan menanamkan pola pikir bahwa aparatur pemerintahan adalah pelayan rakyat. Ini tercermin dari slogan “Mboten Korupsi, Mboten Ngapusi”.
Ganjar juga meluncurkan berbagai inovasi untuk mengatasi masalah birokrasi. Di antaranya, penerapan sistem Government Resources Management System (GRMS). Pemerintah Provinsi Jawa Tengah merupakan provinsi yang pertama kalinya menerapkan inovasi GRMS.
Hadirnya sistem aplikasi GRMS memaksa aparatur daerah untuk beradaptasi menggunakan sistem digital. Birokrasi pola lama yang konvensional dan lambat serta rawan manipulasi kini bertransformasi menjadi birokrasi yang cepat, mudah, dan transparan berbasis digital. (*).