MEDIAPUBLIKA.com – Mengakhiri Tahun 2020, Balai Besar Perikanan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung merilis laporan kinerja yang cukup menggembirakan, rata-rata melebihi target yang sudah ditetapkan, Kamis (31/12/20).
Terdapat setidaknya 24 indikator kinerja yang dibebankan kepada BBPBL Lampung selama tahun 2020, dimana 7 diantaranya manfaatnya langsung dirasakan oleh masyarakat yang di antara Bantuan benih bermutu, Bantuan bibit rumput laut kultur jaringan, Bantuan sarana dan prasarana bioflok, Bantuan sarana dan prasarana ikan hias sistem RAS, Bantuan pakan mandiri, Jumlah sampel yang di uji dalam rangka pelayanan laboratorium keskanling, dan Tenaga teknis binaan.
Kepala BBPBL Lampung, Ujang Komarudin AK menyampaikan, rasa syukur atas hasil kinerja yang telah dicapai selama tahun 2020. “Ini semua merupakan hasil kerja keras seluruh komponen balai dan juga berkat dukungan dan kerjasama yang baik dengan berbagai instansi lain seperti Pemerintah Daerah (Dinas Perikanan), penyuluh, lembaga pendidikan, dan swasta,” jelasnya.
Ujang menambahkan, Di tengah pandemi Covid-19 yang cukup berat selama hampir setahun ini, Alhamdulillah, dengan berbagai ikhtiar dan strategi kami bisa melaksanakan seluruh tugas dan kewajiban dengan baik, hal ini dapat dilihat dari angka-angka capaian yang sudah divalidasi.
“Jumlah bantuan benih ikan laut, tahun ini ditargetkan 1.949.000 ekor, dan realisasi 2.180.600 ekor (capaian 112%), terdiri atas benih ikan Kakap Putih, Bawal Bintang, Kobia, Kerapu, dan ikan hias. Dari sejumlah tersebut, 140.000 ekor (7%) diantaranya didistribusikan di Provinsi Lampung,” tambah Ujang.
Kemudian, lanjut Ujang, Bantuan bibit rumput laut kultur jaringan telah terdistribusi sebanyak 42 ton dari target 40 ton (capaian 105%), dengan 24 ton (60%) diantaranya tersebar di 12 kelompok pembudidaya (pokdakan) di Kecamatan Ketapang, Lampung Selatan.
“Ada Tujuh (7) paket bantuan sarana budidaya lele sistem bioflok senilai lebih dari 1,2 miliar telah terdistribusi di Kabupaten Pesawaran (Ponpes Nurul Islam dan Pokdakan Warnasari Jaya, Kecamatan Padang Cermin; Ponpes Al-Hidayah, Pokdakan Maju Bersama, Pokdakan Tahura Jaya, Kecamatan Teluk Pandan), Kota Bandar Lampung (Ponpes Hidayatul MubTadi’in), dan Kabupaten Lampung Selatan (Ponpes Assalafiyah),” katanya.
Sementara bantuan 5 paket sarana budidaya ikan hias sistem RAS (Recirculating aquaculture system) telah diserahkan ke 3 pokdakan, antara lain Pokdakan Karya Laut (Kota Bandar Lampung), Pokdakan Sinar Barakuda Abadi dan Pokdakan Nemo (Katibung, Lampung Selatan).
“Untuk lebih mendorong produksi perikanan budidaya di masyarakat, BBPBL Lampung juga memberikan stimulan berupa bantuan pakan mandiri, yang merupakan hasil produksi dari pabrik pakan milik balai di Hanura dan Kab. Pangandaran,” katanya.
Tercatat resmi sebanyak 257,5 ton (atau 105% dari target 245 ton) pakan mandiri telah didistribusikan ke sejumlah daerah (Lampung, Sumatera Selatan, Bengkulu, Jawa Barat, dan Jawa Tengah) selama tahun 2020 ini.
“Untuk sementara pakan mandiri yang kami produksi pada tahun ini masih untuk komoditas ikan air tawar (Nila, Lele, Patin, dan Mas),” tambahnya.
Insya Allah, tahun depan kami akan coba memproduksi pakan untuk ikan laut, karena kami sudah punya formula pakan ikan laut yang sudah teregistrasi/terdaftar di KKP, dengan merk Marfela.
“Layanan lainnya dari balai yang langsung bisa diakses oleh masyarakat adalah pengujian laboratorium kesehatan ikan dan lingkungan dan pendampingan teknis,” ucapnya.
Pada tahun ini, jumlah sampel yang telah diuji di laboratorium sebanyak 3.989 sampel (capaian 116% dari target 3.450 sampel uji). Beberapa parameter yang diuji antara lain kualitas air, penyakit (bakteri, virus, jamur), kualitas pakan/nutrisi, dan residu. Cakupan pengujian tidak saja untuk budidaya ikan laut, tapi juga untuk budidaya ikan air payau/tawar.
“Sementara untuk pendampingan teknis, tercatat selama tahun 2020 sebanyak 690 orang telah mendapatkan layanan pendampingan teknis dari BBPBL Lampung yang dilakukan melalui magang kerja, praktek lapang, pelatihan/training, bimtek dan pendampingan teknis lapangan,” ungkapnya.
Dalam masa pandemi Covid-19 ini, BBPBL Lampung juga tidak ketinggalan memanfaatkan media Zoom/Webinar untuk melakukan diseminasi teknologi.
“Tercatat ada 3 webinar berskala nasional yang telah diselenggarakan BBPBL berkolaborasi dengan Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, antara lain Akuakultur Kobia, Akuakultur dan Pemanfaatan Kuda Laut di Indonesia, dan Akuakultur Teripang di Indonesia,” jelasnya.
Pada tahun ini juga Unit Produksi Benih Ikan Kobia BBPBL Lampung telah dilakukan penilaian Sertifikasi CPIB Ikan Kobia oleh Auditor dari pusat dengan hasil Sangat Baik (Excellent), Dipenghujung Tahun tepatnya pada peringatan Hari Anti Korupsi Se-Dunia (HAKORDIA) tanggal 16 Desember 2020.
“BBPBL Lampung mendapat penghargaan sebagai Unit Kerja berpredikat menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dari Kementerian Kelautan dan Perikanan,” tutup Ujang. (**).