MEDIAPUBLIKA.com – Tindakan pencurian lewat mesin ATM berupa informasi kartu kredit/debit menggunakan alat bantuan khusus yang dinamakan skimming Bank Lampung terus bergulir. Bahkan, saat ini sejumlah ATM Kantor Kas Bank Lampung dibeberapa lokasi tidak dapat melakukan transaksi alias lockdown.
Akibatnya sejumlah nasabah yang ingin melakukan transaksi merasa sangat kecewa bahkan muncul ucapan “sumpah serapah” kepada bank plat merah ini.
“Kurang ajar Bank Lampung ini, selalu susah kalau mau ambil uang padahal uang sendiri,” kata Vina dengan kesal, salah satu warga Bandarlampung saat mau bertransaksi di ATM RS Urip Sumoharjo, Kamis (9/6/22).
Begitu juga dialami warga Bandarlampung, Verdi dan Topik yang hendak memindahkan saldonya ke rekening bank lain.
“Saya mau transfer ke bini saya dikampung kok, malah gangguan. Sampah bener Bank Lampung ini,” ucap Verdi.
Berdasarkan penelusuran sejak kasus kebocoran data nasabah Bank Lampung ini mencuat, pihak Bank Lampung baru mengumumkan sejumlah Kantor ATM yang dianggap aman untuk bertransaksi.
Sebelumnya, Edwin Febrian yang juga Ketua Ikatan Jurnalis Pemprov (IJP) Lampung membuat laporan ke Bank Lampung atas kehilangan saldo miliknya.
Dia pun mengecam agar Bank Lampung bertanggungjawab penuh atas kehilangan saldo dan kerugian nasabah yang sudah mempercayakan uangnya ditabung ke Bank Lampung.
Selain itu, Edwin juga meminta agar Gubernur Lampung mengevaluasi jajaran direksi Bank Lampung agar kedepan lebih baik lagi.
“Tentu harus ada langkah taktis dari pihak Pemprov atau Gubernur atas kasus ini. Bila perlu gelar saja Pansus DPRD agar persoalan ini terang benderang dan tidak terjadi lagi,” tandasnya. (Tim/IJP).