Erupsi GAK Aman Untuk Warga Pesisir Banten

BERITA32 Dilihat

MEDIAPUBLIKA.com – Suara gemuruh yang berasal dari Gunung Anak Krakatau (GAK) dan terdengar jelas di beberapa daerah, terutama di wilayah Cinangka hingga Pesisir Selatan Pandeglang menimbulkan kekhawatiran bagi masyarakat terutama yang bermukim di wilayah pesisir. Pasalnya, suara gemuruh yang menggelegar itu menggetarkan rumah-rumah penduduk hingga membuat warga was-was.

Terkait hal itu, Kepala Pos Pemantau Gunung Anak Krakatau Deni Mardiono, meminta masyarakat untuk tetap tenang terkait suara gemuruh dari peningkatan aktivitas Gunung Anak Krakatau ini.

“Untuk saat ini bagi masyarakat Banten dan sekitarnya masih aman dari letusan Gunung Anak Krakatau, karena jarak dari bibir pantai ini kurang lebih 42 kilometer jadi aman dari letusan Anak Krakatau,” kata Deni Mardiono, Sabtu (23/4/22).

Menurutnya, gemuruh yang terdengar jelas oleh masyarakat itu merupakan hal yang wajar. Kata Deni, setiap kali ada letusan dari Gunung Anak Krakatau yang overkill atau besar pasti dibarengi oleh suara dentuman atau gemuruh. Warga hanya diminta menghindari berada dalam jarak dua kilometer dari kawah gunung tersebut.

“Jadi bagi masyarakat tidak perlu khawatir karena sekali lagi tetap tenang, tetap beraktifitas seperti biasanya dan menuruti arahan pemerintahan setempat,” kata dia.

Diketahui, Gunung Anak Krakatau sedang mengalami peningkatan aktivitas sejak 15 April 2022 hingga saat ini. Dari rekaman seismik Gunung Anak Krakatau (GAK), kegempaan GAK tercatat letusan lurus dengan overkill dengan metode maksimum 55 mm.

“Penyebabnya adalah adanya kegempaan sebelum tanggal 15 dan berakibat akan terjadinya erupsi yang terus menerus,” ungkapnya.

Pihaknya juga mengaku menerima laporan debu vulkanik. Meskipun demikian, ia tak menampik jika pada tanggal 21 April 2022 lalu hujan abu vulkanik sampai ke pos pengamatan.

“Untuk saat ini pantauan CCTV dan informasi dari BMKG terpantau menuju ke arah barat daya,” tutupnya. (*).