MEDIAPUBLIKA.com – Universitas Lampung Launching Mobil Listrik 1 dengan memanfaatkan serat bamboo, sawit, dan ijuk, di Gedung Rektorat Unila, Kamis (13/1/22).
Kegiatan dihadiri oleh Wakil Rektor Bidang Akademik (Prof. Dr. Heryandi, S.H.,M.S.), Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum dan Keuangan (Prof. Dr. dr. Asep Sukohar, S.Ked., M.Kes.), Wakil Rektor bidang Kemahasiswaan dan Alumni (Prof. Yulianto, M.Si), Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerja sama, dan Teknologi Informasi dan Komunikasi (Prof. Ir. Suharso, Ph.D.), Dekan Fakultas Teknik (Dr.Eng. Helmy Fitriawan, S.T., M.Sc), Ketua LPPM (Dr. Ir. Lusmeilia Afriani, D.E.A), Sekretaris LPPM (Rudy, S.H., LL.M., LL.D), dan para Dekan dari semua fakultas di Universitas Lampung.
Rektor Universitas Lampung, Prof Karomani dalam sambutannya menyampaikan, bahwa Pengembangan mobil listrik adalah bukti nyata kemampuan teknologi yang dimiliki oleh Unila. Mobil listrik Universitas Listrik sebagai prioritas penelitian oleh Universitas Lampung dapat dikembangkan untuk berbagai kebutuhan menjadi fokus Unila untuk menjawab berbagai kebutuhan masyarakat mau pun industri.
“Mobil Listrik Unila merupakan hasil riset yang panjang, hampir satu dekade,” jelas Karomani.
Karomani menjelaskan, Salah satu keunggulan dari mobil listrik Unila adalah penggunaan green composite yang umumnya dinilai sebagai limbah oleh masyarakat. Penggunaan green composite membuat chasis mobil listrik menjadi ringan. Bahan green composite terdiri dari daun bambu dan rami.
“Kesederhanaan rancangan mobil listrik memungkinkan mobil listrik dibangun dalam waktu yang singkat. melalui penyempurnaan proses produksi, sebuah mobil listrik dapat dibangun dalam rentang waktu kurang dari dua bulan. Spesifikasi mobil adalah 3kW dengan torsi Nm dengan gear ratio 1:10 dan 1:20 dengan berat 400kg. untuk kecepatan maksimum adalah 45 km/jam dengan jarak tempuh sekitar 100-150 km,” kata dia.
Lanjutnya, Riset ke depannya adalah green composite yang bisa digunakan, selain untuk body, untuk helm, kapal, dan sebagainya. Stasiun pengisian tenaga listrik, sepeda listrik, motor listrik, kendaraan otonomi (setir sendiri), kendaraan lingkungan terbatas seperti di rumah sakit (kursi roda listrik, brankar listrik) adalah beberapa riset yang direncanakan dalam roadmap penelitian mobil listrik ke depan.
Saya secara pribadi ingin mengucapkan selamat Tim Teknik Mesin Unila yang telah menyelesaikan prototype (purwa–rupa) Mobil Listrik. “Ini, adalah bukti Unila memiliki komitmen tinggi dalam mewujudkan kampus berkelanjutan,” kata dia.
Karomani mengatakan, Saat ini seluruh dunia sedang menghadapi tantangan yang sangat nyata selain pandemi Covid-19, yaitu perubahan iklim. Laporan terbaru dari Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyebutkan bahwa manusia dan kehidupannya sangat berpengaruh pada tantangan pengendalian perubahan iklim tersebut. Saya yakin Kita memahami bahwa climate change adalah tantangan peradaban ke depan.
“Climate change akan memberikan implikasi yang siginifikan bagi manusia dan kemanusiaan. Apabila Bumi meningkat suhunya terus meningkat di atas 1,5° C, implikasinya akan sangat luar biasa terhadap kehidupan umat manusia,” ucapnya.
Sebagai langkah, tambah dia, nyata dalam besinergi dan berinovasi untuk bangsa, hari ini Unila meluncurkan Purwa-rupa Mobil listrik. Mobil listrik ini harus kita bangkatan dna menjadi kebanggaan kita. Mobil Listrik ini di assembly di Laboratorium Teknik Mesin Unila oleh Tim Dosen dan Mahasiswa. Jadi, Mobil listrik ini benar-benar produk Unila. Material yang digunakan juga sebagian menggunakan material yang sustainable memanfaatkan pembuatan rangka dan bodi dengan memanfaatkan serat bamboo, sawit, dan ijuk. Sehingga mobil listrik ini adalah mobil listrik adalah Mobil yang Sustainable.
“Mobil listrik ini juga memanfaatkan panel surya sebagai pemasok daya sekunder. Baterai tetap mejadi penyedia daya primer mobil ini, hingga 3 KWh. Mobil listrik ini dapat menggerakkan beban hingga 1,5 ton. Bateri ini dengan sekali cas, dapat bertahan 2-3 jam dengan jarak tempuh 100 Km,” kata dia.
Inovasi mobil listrik ini harus terus dikembangkan bukan hanya untuk unila, tetapi untuk Bangsa. Saya yakin dengan optimalisasi penggunaan mobil listrik di lingkungan kampus akan turut menekan produksi emisi. Kualitas udara yang semakin baik tentu membuat seluruh warga unila semakin sehat dan semangat berkarya memajukan unila dan bangsa.
“Mobil listrik ini juga dapat membantu PLN dalam mengoptimalkan pemanfaatkan daya listrik yang dibangkitan. Tentu kita tahu Indonesia memiliki disparitas beban harian listrik yang cukup tinggi. Mudah-mudahan dengan purwa-rupa ini ada shifting dalam budaya dan teknologi yang lebih berkelanjutan,” ungkapnya.
Hadirnya mobil listrik ini juga sejalan dengan pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) ke 12 yaitu produksi dan konsumsi yang berkelanjutan terutama untuk konsumsi energi, serta goal ke 13 tentang isu perubahan iklim. Universitas Lampung semakin memposisikan diri untuk terus konsisten dan berinovasi dalam pencapaian agenda global tersebut. Think globally, Act Locally dalam pencapaian SDGs 2030.
Saya kembali tegaskan Unila memiliki komitmen besar dalam pembangunan berlanjutan. Saya sebagai Rektor akan terus mendukung tidak hanya mobil listrik, ada TPST Unila yang saat ini juga mengelola Limbah B3 Unila dan Sampah menjadi Energi.
“Unila juga berupaya mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya terapung yang dapat kita kembangkan di embung-embung kita. Terus bersinergi Untuk Almater dan Bangsa,” tutupnya.
Tim Mobil Listrik Universitas Lampung dipimpin oleh Martinus, S.T., M.Sc., Teknik Mesin Unila, dengan anggota tim lintas bidang Meizano Ardhi Muhammad (Teknik Informatika), Sri Ratna Sulistiyanti (Teknik Elektro), Akhmad Riszal (Teknik Mesin), Ahmad Yahya T.P. (Teknik Mesin), Ahmad Yonanda (Teknik Mesin), dan Gita Paramita Djausal. (*).