Letjen TNI (Purn) H. Poedjono Pranyoto Patut Menjadi Tauladan bagi Pemimpin-pemimpin Daerah Lainnya

BANDAR LAMPUNG37 Dilihat

MEDIAPUBLIKA.com – Haru biru mewarnai Lampung, Kamis (02/12) kemarin. Betapa tidak, sosok bersahaja Gubernur Lampung Periode 1988-1997, Letjen TNI (Purn) H. Poedjono Pranyoto, di kabarkan berpulang ke rahmatullah.

Menurut informasi, Alm meninggalkan kita semua karena sakit dan telah dimakamkan hari itu juga di TPU Jeruk Purut Jakarta Selatan. Kabar berpulangnya mantan Gubernur Lampung ini, merebak di seantero Provinsi Lampung.

Betapa tidak, saat menjabat orang nomor satu di Sai Bumi Khua Jurai menggantikan Gubernur sebelumnya Letjen TNI (Purn) Yasir Hadibroto, Poedjono membuat banyak gebrakan dalam membangun Lampung, terutama dibidang pertanian.

Demikian juga di bidang pendidikan, ekonomi, politik dan budaya. Termasuk merecovery Kota Liwa, Kabupaten Lampung Barat ketika luluh-lantak dilanda gempa bumi hebat tahun 1994 lalu dengan menelan korban tewas lebih dari 250 jiwa.

Sosok Poedjono yang akrab disapa MASJON ini, selama kepemimpinannya, memang sangat bersahaja, merakyat, dekat dengan semua kalangan nyaris tanpa sekat. Ketika Lampung dipimpin Poedjono, saya masih aktif sebagai Wartawan Surat Kabar Harian Umum Suara Karya.

Berdasarkan catatan saya, Masjon bersama Ibu adalah pasangan serasi yang memiliki karakter sama lembut jauh dari angkuh. Tak heran, dilingkungan Pemda Prov. Lampung, Masjon sangat dihormati dan dicintai. Demikian juga dengan kalangan jurnalis.

Masjon yang berperawakan tinggi besar 182 Cm, boleh jadi Gubernur yang kurang suka dengan pengawalan. Kemanapun dia pergi nyaris tak pernah terdengar bunyi sirene polriders. Bahkan, kendaraan dinasnya Jeep Ceroke acapkali beriringan dengan kendaraan angkutan umum.

Kami dari kalangan Wartawan daerah sering pula di mintai nya bantuan untuk membuat Profil Provinsi Lampung dalam bentuk buku Selayang Pandang Provinsi Lampung. Salah seorang Stafnya dari Bappeda Ibu Siti Nurbaya (Kini Menteri Kehutanan & Lingkungan Hidup RI) suatu ketika menjumpai kami yang biasa nyambangi ruang Biro Humas.

“Teman-teman ada permintaan Pak Gub, untuk membantu buatkan buku Selayang Pandang Prov. Lampung. Kira-kira teman bisa bantu gak,” ucap Mbak Baya, panggilan akrab Ibu Siti Nurbaya ketika itu, Kamis (2/12).

Tentu saja tawaran Masjon yang disampaikan oleh Mbak Baya disambut gembira sejumlah wartawan. Dan akhirnya, tercetaklah ribuan buku Selayang Pandang Prov. Lampung dengan cetakan luka dibagikan secara gratis khususnya kepada tamu-tamu daerah dan para pelancong/wisatawan.

Bukan itu saja, Masjon juga peduli terhadap kehidupan Pers daerah. Sekitar tahun 1993/1994, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Cabang Lampung tengah menggarap buku tentang sejarah pers Lampung. Kebetulan, saya adalah salah satu penulisnya dari dua penulis lainnya rekan saya Khaidir F Gani dan Ariansyah.

Kami bersyukur, berkat campur tangan MASJON, buku sejarah pers Lampung berhasil terbit dengan judul TITIAN PERS LAMPUNG Etos Perjuangan di Tanah Tapis. Buku sejarah tentang pers Lampung sebanyak 192 halaman ini diluncurkan oleh Poedjono Pranyoto dengan cetakan perdana tahun 1996.

Dengan terbitnya buku sejarah Pers Lampung ini, tentu saja diharapkan dapat dijadikan salah satu sarana untuk mengantisipasi peningkatan kualitas jajaran insan pers dan wartawan khususnya di daerah Lampung.

“Esensi pers sebagai salah satu sub sistem dalam pembangunan bukan hanya berfungsi sebagai agent of social controle, tetapi juga juga sebagai agent of development atau agent pembangunan, agent of change atau agen perubahan dan misi-misi pembangunan lainnya,” ucap Masjon ketika melaunching buku tersebut.

Itu antara lain kenangan manis saat Masjon menjabat Gubernur Lampung. Sosok tentara dari Corp Zeni ini, patut menjadi tauladan bagi pemimpin-pemimpin daerah lainnya. Terutama menghadapi Wartawan yang kerap melakukan kritik pedas melalui tulisan.

Masjon sangat pandai merangkul lawan menjadi kawan. Tentara yang mampu merawat emosi menjadi energi positif. Do’a kami semoga Allah SWT mengampuni segala dosa dan khilafnya, menerima semua amal ibadahnya, dan memberikan tempat terbaik di JannahNya. Aamiin. (**).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *