Mufti Salim: Patriotisme Bukanlah Cerita Fiktif Atau Mitos

BERITA, POLITIK47 Dilihat

MEDIAPUBLIKA.com – Ketua DPW PKS Lampung Ahmad Mufti Salim mengatakan bahwa patriotisme bukanlah cerita fiktif atau mitos. Hal tersebut dikemukakan Mufti Salim saat menjadi inspektur upacara peringatan HUT RI Ke 77, di Halaman Kantor DPW PKS Lampung, Rabu (17/08/22).

Mufti mengatakan bahwa patriotisme adalah kenyataan yang hadir di tengah kehidupan kita. Bukan kisah masa lalu, melainkan fakta yang bisa ditemukan pada hari ini di sekitar kita.

“Kita juga bisa menjadi patriot yang mengharumkan bangsa. Sebagai contoh, Tim Nasional Indonesia U-16 berhasil mengharumkan bangsa dengan meraih gelar Juara AFF U-16 tahun 2022 yang sangat membanggakan. Bahkan patriotisme dapat hadir di rumah kita, dari orang-orang terdekat dengan kita, dari sosok orang tua yang melahirkan dan membesarkan kita,” ucap Mufti.

Mufti melanjutkan, bahwa pengorbanan tulus orang tua bisa memberikan sentuhan semangat patriotisme kepada putra putrinya. Sebelum Timnas U-16 bertanding di final, mereka diminta untuk menatap foto kedua orang tua mereka masing-masing, memohon doa dan restu kepada orang tua. Apalagi orang tua mereka pun dihadirkan secara langsung di stadion untuk menonton anak-anak mereka yang sedang bertanding. Kehadiran orang tua membersamai perjuangan telah melecut semangat tanpa batas para punggawa Timnas U-16, hingga berhasil meraih kemenangan 1-0 melawan Vietnam dan menjadi juara.

Mufti berpesan agar prestasi anak-anak muda Timnas U-16 dan prestasi-prestasi gemilang yang telah ditorehkan generasi muda lainnya harus menjadi inspirasi bagi kita. Sebagaimana pemuda masa lalu juga telah menorehkan tinta emas, mengukir sejarah gemilang. Sejarah kemerdekaan Indonesia, tertulis jelas tentang peran anak-anak muda.

“Oleh karena itu, anak-anak muda hari ini harus meneladani pendiri bangsa. Mari kita menjadi patriot masa kini dengan memberikan karya nyata di berbagai bidang keahlian masing-masing.

Pemuda sampai kapanpun dan di manapun harus tetap menjadi agen perubahan. Mereka berteriak paling lantang ketika ketidakadilan dan kesewenang – wenangan merebak dimana-mana. Mereka harus ada di garda terdepan saat rakyat tak lagi merdeka menyuarakan aspirasinya,” kata Mufti. (*).