OJK Lampung Dorong UMKM Bangkit Melalui Akses Pembiayaan dan Permodalan

BERITA, EKONOMI29 Dilihat

MEDIAPUBLIKA.com – Kantor Otoritas Jasa Keuangan Provinsi Lampung terus
mendorong Sektor Jasa Keuangan untuk meningkatkan penyaluran kredit/pembiayaan di sektor ekonomi khususnya yang terdampak pandemic covid-19, seperti sektor UMKM, sehingga dapat bangkit dan pulih untuk menopang perekonomian daerah dan nasional.

Peningkatan penyaluran kredit/pembiayaan di sektor UMKM di Provinsi Lampung, tercermin pada posisi Triwulan II 2022 secara year on year meningkat sebesar Rp3,79 T atau naik 17,78% dari Rp20,59 T menjadi sebesar 25,09 T. Hal ini berdampak pada peningkatan share kredit UMKM terhadap kredit secara keseluruhan sebesar 3,63% yaitu dari sebesar 31,24% menjadi sebesar 34,02%.

“Semakin terkendalinya penanganan covid 19 yang berdampak pada aktivitas sosial ekonomi yang semakin tinggi, sangat membantu pemulihan ekonomi di sektor riil khususnya sektor-sektor yang terdampak pandemic Covid-19. Lembaga pembiayaan baik perbankan, perusahaan pembiayaan, PNM, Pegadaian, fintech P2P Lending dan Securities Crowd Funding membuka akses lebih lebar sebagai sumber permodalan usaha bagi para pelaku UMKM. Hal ini diharapkan akan semakin mempercepat pemulihan ekonomi baik di daerah maupun
secara nasional,” kata Kepala OJK Provinsi Lampung, Bambang Hermanto dalam acara Update Perkembangan Industri Jasa Keuangan di Provinsi Lampung Triwulan II 2022, bersama insan media pada Selasa (16/8/22) secara daring via Zoom.

Kinerja Perbankan Peningkatan penyaluran kredit perbankan di Provinsi Lampung menunjukkan optimisme dan berfungsinya Lembaga intermediasi dengan baik tercermin dari penyaluran kredit/pembiayaan perbankan posisi triwulan II 2022 di Provinsi Lampung mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan triwulan II 2021 (yoy) yaitu meningkat sebesar Rp3,66 Triliun atau 5,23% yaitu dari sebesar Rp70,10 Triliun menjadi sebesar Rp73,76 Triliun.

Sementara itu, jika dibandingkan dengan triwulan I 2022 (qtq) juga mengalami peningkatan sebesar Rp1,85 Triliun atau 2,58% yaitu dari sebesar Rp71,91 Triliun menjadi sebesar Rp73,76 Triliun. Total Aset Perbankan di Provinsi Lampung posisi triwulan II 2022 tercatat mengalami
peningkatan bila dibandingkan dengan triwulan II 2021 yaitu meningkat sebesar 11,68% (yoy) dari sebesar Rp102,35 Triliun menjadi sebesar Rp114,31 Triliun.

Sementara itu, jika dibandingkan dengan triwulan I 2022 Total Aset Perbankan di Provinsi Lampung juga tercatat meningkat sebesar 3,31% (qtq) dari sebesar Rp110,65 Triliun menjadi sebesar Rp114,31 Triliun.

Untuk penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) posisi triwulan II 2022 tercatat mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan triwulan II 2021 yaitu meningkat sebesar 7,57% dari sebesar Rp57,19 Triliun menjadi sebesar Rp61,52 Triliun. Sementara itu, jika dibandingkan dengan triwulan I 2022 penghimpunan DPK Provinsi Lampung juga tercatat meningkat sebesar 3,58% dari sebesar Rp59,40 Triliun menjadi sebesar Rp61,52 Triliun.

Kinerja kualitas kredit secara nasional di Triwulan II 2022 juga semakin membaik
dibandingkan triwulan II 2021 dengan adanya penurunan rasio NPL dari 3,20% menjadi 3,08%. Sedangkan kualitas kredit di Provinsi Lampung pada Triwulan II 2022 dibandingkan Triwulan II 2021 menunjukkan adanya kinerja membaik dengan adanya penurunan rasio NPL dari 4,98% menjadi 4,31%. Sementara untuk rasio NPL Kredit UMKM secara tahunan (yoy) juga mengalami penurunan dari 3,61% menjadi 3,57%.

Sejalan dengan semakin aktifnya aktivitas ekonomi dan sosial di Provinsi Lampung,
restrukturisasi Kredit Perbankan terdampak covid 19, sampai dengan posisi Triwulan II 2022 tercatat semakin menurun sebesar Rp426,66 Miliar, dari posisi Maret 2022 sebesar Rp5,83 Triliun menjadi sebesar Rp5,41 Triliun. Kondisi ini menunjukkan pemulihan ekonomi sudah on the track.

Kinerja Industri Keuangan Non-Bank (IKNB)
Kinerja Perusahaan Pembiayaan di Provinsi Lampung tumbuh 4,98% (yoy) atau 4,45% (ytd) dengan nilai piutang pembiayaan per Juni 2022 tercatat sebesar Rp405,95 Triliun dan rasio Non Performing Financing (NPF) menunjukkan adanya sedikit peningkatan dari sebelumnya 2,78% pada Maret 2022 menjadi 2,81% pada Juni 2022. Peningkatan piutang perusahaan pembiayaan baik secara nasional maupun di Provinsi Lampung didorong oleh jenis pembiayaan modal kerja dan investasi dengan mayoritas sektoral mengalami pertumbuhan positif.

Hingga Juni 2022, jumlah penyaluran pinjaman baik konvensional maupun syariah dalam bentuk Gadai/Rahn, Fidusia/Arrum maupun pembiayaan lainnya yang disalurkan oleh Pegadaian di Lampung meningkat sebesar Rp14,08M (9,03% yoy). Peningkatan ini diikuti dengan perbaikan NPL/NPF Pegadaian dari sebelumnya pada Juni 2021 untuk NPL konvensional sebesar 1,97% menjadi 1,58% pada Juni 2022.

Sementara NPF unit usaha syariah pegadaian dari sebelumnya NPF sebesar 1,36% pada Juni 2021 menjadi sebesar
0,65% pada Juni 2022. Untuk penyaluran kredit Ultra Mikro (UMi) melalui pegadaian, sejak Januari sampai dengan Juni 2022 telah disalurkan sebanyak Rp2,37 Milyar kepada 344 nasabah.

Periode Juni 2022, jumlah outstanding penyaluran pembiayaan ULaMM meningkat sebesar Rp9,00M (4,26% yoy) dan jumlah outstanding penyaluran pembiayaan program Mekaar meningkat sebesar Rp658,24M (70,43% yoy). Peningkatan ini didorong dengan peningkatan dan pengembangan kantor layanan, keunikan produk PNM dan produktivitas AO dari PNM.

NPL pembiayaan ULaMM menurun dari sebelumnya sebesar 2,94% pada Juni 2021 menjadi sebesar 2,27% pada Juni 2022. Sementara NPL Pembiayaan Mekaar menurun dari sebelumnya sebesar 1,24% pada Juni 2021 menjadi sebesar 0,02% pada Juni 2022 Untuk kinerja Perusahaan Asuransi, pendapatan premi asuransi di Provinsi Lampung meningkat sebesar Rp271,16 M atau 37,94% (yoy) yang didorong oleh peningkatan premi asuransi umum sebesar Rp298,37 M atau 211,24% (yoy).

Sementara klaim asuransi di Provinsi Lampung meningkat sebesar Rp227,26 M atau 50,07% (yoy) yang didorong oleh peningkatan klaim asuransi umum sebesar Rp139,16M atau 280,30%. Kinerja Industri Fintech Peer-to-Peer Lending dan Pasar Modal Pertumbuhan kinerja Fintech P2P Lending di Provinsi Lampung dari sisi Outstanding meningkat Rp301 Miliar atau 89,05% (yoy) sehingga nilai outstanding pinjaman pada bulan Juni 2022 tercatat sebesar Rp639 M.

Secara akumulatif sampai dengan Juni 2022, jumlah rekening penerima pinjaman tercatat 1.003.813 rekening dengan jumlah penyaluran pinjaman mencapai Rp4,77 Triliun. Kinerja penerima pinjaman (Borrower) masih baik tercermin dari tingkat keberhasilan penagihan atau kualitas pinjaman mencapai 97,68%
debitur yang lancer membayar. Terdapat 1 perusahaan Fintech P2P Lending berizin di
Provinsi Lampung, yaitu Lahan Sikam yang telah menyalurkan pinjaman sebesar Rp139,62 Miliar.

Kinerja Pasar Modal pada TW II 2022 mencatat SID total di Provinsi Lampung tumbuh sangat pesat meningkat sebanyak 104.645 atau 92,74% (yoy). Jumlah investor di Provinsi Lampung berdasarkan SID hingga Juni 2022 adalah sebanyak 217.477 investor atau 2,40% dari total investor nasional yang mencapai 9.043.604 investor dengan jumlah investor terbanyak berada
di Kota Bandar Lampung sebesar 79.668 investor atau 36,63% dari total investor di Provinsi Lampung.

Jenis SID didominasi oleh SID C-BEST yang meningkat sebesar 431,9% (yoy), SID S-INVEST yang meningkat sebesar 98,6% (yoy), dan SID SBN yang meningkat sebesar 55,6%. Sementara untuk SID E-BAE (Elektronik-Biro Administrasi Efek) tidak mengalami penambahan jumlah sejak tahun 2021 sebanyak 1 investor Sejak Januari 2022 hingga Juni 2022, nilai transaksi saham di Provinsi Lampung tercatat sempat mencapai nilai tertinggi di bulan Maret 2022 sebesar Rp3,19 T dan posisi per Juni 2022 nilai transaksi Rp 2,3 T tumbuh 35% sejak Januari 2022 dan tumbuh 43,75% secara yoy.

Hingga Juli 2022 secara nasional, tercatat 11 platform SCF (Securities CrowdFunding) berizin OJK dengan jumlah penerbit sebanyak 259, jumlah pemodal sebanyak 117.957 dan total dana yang tersalurkan sebanyak Rp554,84 Milyar. Dengan SCF, investor dan pihak yang membutuhkan dana dapat dengan mudah dipertemukan melalui suatu platform (sistem aplikasi berbasis teknologi informasi) secara online. Investor akan mendapatkan keuntungan dalam bentuk dividen atau bagi hasil dari keuntungan usaha tersebut yang dibagikan secara periodik.

Provinsi Lampung posisi Juni 2022 tercatat terdapat 8 perusahaan penerbit saham
sebesar 2,08 Miliar dari 159 pemodal.
Untuk membuka akses seluas-luasnya bagi masyarakat atau investor retail, saat ini di
Provinsi Lampung sudah terdapat 14 Galeri Investasi, 10 di Perguruan Tinggi/Sekolah yang tersebar di Metro dan Bandar Lampung serta 4 diantaranya di Desa yang tersebar di Lampung Selatan dan Pesawaran.

Dengan adanya Galeri Investasi BEI diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak sehingga penyebaran informasi pasar modal tepat sasaran serta dapat memberikan manfaat yang optimal bagi mahasiswa, praktisi ekonomi, investor, pengamat pasar modal maupun masyarakat umum di daerah dan sekitarnya baik untuk kepentingan sosialisasi dan pendidikan/edukasi pasar modal maupun untuk kepentingan ekonomis atau alternatif investasi.

Dalam acara Media Update tersebut juga dipaparkan upaya OJK Lampung melalui Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) untuk mempermudah masyarakat khususnya para pelaku usaha UMKM mengakses informasi dan kredit yang murah, mudah dan cepat yang disediakan oleh lembaga jasa keuangan di Lampung melalui website Pasar Kredit Murah
Lampung yang dapat diakses di www.pakemlampung.id.

Website ini, Lanjutnya, selain menjadi ajang business matching secara online antara UMKM dengan penyedia produk jasa keuangan dari Bank Umum, Bank Umum Syariah, BPR, BPRS, Lembaga Pembiayan Ekspor Impor (LPEI), Pegadaian, PNM, Fintech P2P lending dan Bank Wakaf Mikro, juga ditujukan untuk memerangi rentenir dan pinjol ilegal yang kerap tidak membantu masyarakat namun justru membebani pelaku usaha UMKM dengan lilitan utang.

“Tercatat per Agustus 2022 terdapat 44 pengajuan pembiayaan kepada 10 lembaga penyalur dengan total nominal sebesar Rp3,099 Miliar. Melalui website ini diharapkan masyarakat Lampung dapat mencari informasi dan pengajuan awal pinjaman/pembiayaan dengan lebih
mudah tanpa harus datang ke kantor Bank terlebih dahulu,” ungkap Bambang Hermanto. (*).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *