MEDIAPUBLIKA.com – Sebanyak 50 peserta calon sukarelawan pertolongan bencana mengikuti pelatihan potensi SAR (search and rescue), di Gedung Pramuka Provinsi Lampung, Kamis (26/1/23).
Pelatihan potensi SAR akan berlangsung selama enam hari, dari 26 hingga 31 Januari 2023.
Kepala Kantor Basarnas Lampung Deden Ridwansyah mengatakan tujuan utama dilaksanakan kegiatan pelatihan potensi SAR untuk memberikan pembekalan kepada peserta sukarelawan, sehingga mereka dapat memahami pada saat melakukan pelaksanaan pencarian pada saat bencana.
Menurutnya, untuk melakukan tugas tersebut diperlukan sumber daya manusia atau SDM profesional yang mempunyai kemampuan sesuai dengan kompetensi masing-masing.
“Semoga diadakannya pelatihan ini para sukarelawan mampu mengembangkan kelebihannya, sehingga mampu menjadi pribadi yang handal,” katanya.
Sedangkan menurut Anggota Komisi V DPRD Provinsi Lampung Deni Ribowo menilai bahwa banyak wilayah yang memiliki potensi bencana alam.
Dia mencontohkan tempat yang berpotensi bencana seperti gunung anak krakatau (GAK) dan bendungan Batu Tegi yang potensi bencananya tinggi.
“Apakah Lampung siap? Kalau bendungannya jebol bagaimana? Jika hanya mengandalkan 60 personel dari basarnas yang ada, saya pikir tidak akan bisa menyelesaikan atau mengantisipasi bencana alam,” ujarnya.
Namun, adanya pemuda yang yang tengah mengikuti pelatihan ini jika masyarakat membutuhkan pertolongan maka akan cepat ditangani.
“Ini orang-orang mulia, orang yang terhormat karena kalian tidak dibayar, fokus untuk memanusiakan manusia,” ucapnya.
Deni Ribowo menambahkan, dirinya sudah menyampaikan kepada Wakil Gubernur Lampung Chusnunia Chalim agar kiranya memberikan anggaran untuk pendanaan sertifikat para sukarelawan tersebut.
“Saya sudah sampaikan kepada Wagub agar kiranya diberikan anggaran untuk pendanaan sertifikat masuk lewat APBD, karena biayanya mahal, senilai Rp 8 juta,” kata dia.
“Tujuannya, agar sukarelawan bencana di Lampung banyak yang memiliki sertifikat,” tutupnya. (*).