Siger Lampung Sebuah Cerita Legenda Rakyat

MEDIAPUBLIKA.com – Menceritakan tentang Siger ajaib di Marga Sekampung Lampung Timur terdapat sebuah cerita yang turun temurun sampai saat ini masih di percayai sebagai legenda hidup, Selasa (29/6/2021).

Dahulu kala bila ada warga yang mengadakan acara adat Lampung pernikahan atau cakak pepadun. Masyarakat meminjam atau menggunakan Siger emas dari alam gaib dari sebuah salah satu kebun warga yang merupakan tempat perkampungan masyarakat Lampung dari zaman yang lebih kuno.

Karena suatu hal perkampungan ini hilang beserta penghuni kampung itu. Masyarakat masih bisa berhubungan dengan warga yang hilang itu dengan cara meminjam Siger yang di pergunakan untuk kegiatan adat tersebut.

Namun karena ada oknum warga yang telah berlaku curang dengan tidak mengembalikan Siger tersebut. Keberadaan Siger gaib itu hilang entah kemana namun masyarakat masih mendengar ada nya suara penghuni alam gaib seperti suara musik kolintang khas Lampung pada hari tertentu.

FILOSOFI SIGER

Siger adalah (SIGER – SIGOGH) adalah Mahkota pengantin wanita Lampung.
yang berbentuk segitiga berwarna emas
dan memiliki cabang atau lekuk yang berjumlah (sembilan atau tujuh), Siger adalah benda yang sangat umum di Lampung dan sudah menjadi simbol khas di daerah Lampung.

Siger terbuat dari lempengan tembaga  kuningan atau logam yang di cat dengan warna emas. Siger biasa nya di gunakan oleh pengantin wanita perempuan penduduk Lampung pada acara pernikahan atau acara adat budaya lain nya.

RAGAM SIGER LAMPUNG

1. Siger Saibatin
Siger suku Lampung yang beradat Saibatin memiliki lekuk tujuh, dengan hiasan batang/ pohon skala di masing-masing lekuk nya, ini memiliki makna ada TUJUH adok/gelar  pada masyarakat pesisir yaitu : suttan/dalom, raja jukuan/dipati, batin, radin, minak, kimas dan mas/inton.

Gelar atau adok ini hanya dapat di gunakan oleh keturunan lurus saja, dengan kata lain masih kental dengan nuansa kerajaan dimana jika bukan anak raja dia tidak berhak menggunakan gelar/adok raja, begitu juga dengan gelar adok lain nya.

Sedangkan bentuk siger saibatin sangat mirip dengan rumah gadang kerajaan Pagaruyung seperti istana si Lindungan Bulan yaitu rumah pusaka dari keluarga besar ahli waris dari keturunan daulat yang di pertuan dari raja Pagaruyung, dan juga musium Adityawarman di daerah Minangkabau Provinsi Sumatera Barat.

Maka begitulah adat budaya Lampung  Saibatin dapat pengaruh dari kerajaan Pagaruyung, hal ini sangat berkait dengan berdiri nya paksi pak Skala Beghak (Buay bejalan di way, buay pernong, buay nyerupa dan buay belunguh). Di mana pada masuk nya Islam di daerah Lampung pada masa kerajaan di tanah Skala Beghak mendapat pengaruh dari kerajaan Pagaruyung yang di sebarkan oleh (Ratu ngegalang paksi).

Selain itu banyak kesamaan antara adat Saibatin dengan adat Pagaruyung seperti saat melangsungkan pernikahan tata cara dan alat yang di gunakan banyak kemiripan.

2. Siger Pepadun
Siger Pepadun memiliki lekuk sembilan yang berartikel ada sembilan marga yang bersatu membentuk Abung Siwo Migo, tapi dari bentuk Siger Pepadun sangat mirip dengan buah skala, hal ini pun bukan mustahil di karena kan kerajaan Skala Beghak merupakan cikal bakal ulun Lampung.

Dan proses terbentuk nya Abung Siwo Migo merupakan penyebaran orang Lampung dari dataran dataran tinggi Skala Beghak di Gunung Pesagi, ini bisa di lihat dari tambo Buay Bejalan di Way, bahwa ratu di puncak meninggalkan kerajaan Skala Beghak
untuk mencari daerah baru bersama keluarga nya, Ratu di Puncang memiliki 4 putra yaitu, Unyi, Unyai’subing, dan Nuban yang merupakan keturunan paksi Buay Bejalan di Way.

Serta 5 marga lain nya yaitu, anak Tuha, Selagai, Beliuk, Kunang dan Nyurupa yang merupakan keturunan dari tiga paksi lain nya sehingga menjadi Abung Siwo Migo, namun berbeda dengan Siger Pesisir yang mirip dengan rumah gadang, Siger Pepadun justru mirip dengan buah skala.

Seiring dengan penyebaran penduduk dan berdirinya dengan beberapa kebuay’an, maka yang menggunakan adat Pepadun bukan hanya Abung, tetapi oleh kebuayan lain nya yang membentuk masyarakat adat sendiri seperti, Megow Pak Tulang Bawang yang bermarga Puyang Tegamoan, Puyang Umpu, Puyang Bulan, Puyang Aji, Pubian Telu Suku yang bermarga Minak Patih Tuha atau suku Menyerakat Minak Demang Lanca atau suku Tamba Pupus Minak Handak Hulu atau suku Bukuk Jady, serta Sungkay Way Kanan Buay lima (pemuka, behuga, bradatu, brasakti) merupakan 5 keturunan Raja Tijang Jungur.

3. Siger Tuha (Tua)
Merupakan Siger yg di gunakan pada masa  kerajaan animisme hindu budha. Siger ini masih dapat di jumpai karena masih banyak yang menyimpan nya khusus nya pada kesultanan paksi pak Skala Beghak.

Pada zaman dahulu Siger tidak memiliki aturan pada jumlah lekuk yang di gunakan. Dan yang boleh menggunakan hanya keturunan saibatin (bangsawan) saja atau sama dengan mahkota pada raja-raja, pada Siger Tua jelas terlihat berbentuk buah skala dengan hiasan pohon skala di atasnya.

Ini menggambarkan bahwa Siger itu menggambarkan tentang skala Siger sebagai ikon Lampung, Siger mengambil konsep dari Agama Islam, Islam sendiri adalah Agama yang di anut oleh seluruh suku Lampung asli.

Agama Islam menyatakan bahwa laki-laki pemimpin dalam rumah tangga, dan perempuan adalah manager yang mengatur segala sesuatu nya dalam rumah tangga, konsep itulah yang di terapkan saat ini dalam simbolisasi Siger bagi masyarakat Lampung.

Perempuan sangat berperan dalam segala kegiatan khusus nya di balik kelembutan perempuan, ada keras nya, ada kemandirian ada kegigihan, dan lain sebagainya.

Meskipun masyarakat Lampung sendiri menganut garis ayah atau patriliniel.
figur perempuan merupakan hal penting bagi masyarakat Lampung. Yang sekaligus menjadi inspirasi pendorong kemajuan pasangan hidupnya.

Simbol Siger bisa di temukan pada hampir seluruh lini di Provinsi Lampung, Siger di masa modern bisa di temukan dalam bentuk, tugu, menara, gapura, ornamen rumah, ruko, pagar rumah, sampai dalam bentuk aksesoris. Simbolisasi Siger bisa di temukan pada logo Provinsi, Kabupaten/kota, instansi pemerintah, institusi, perusahaan, organisasi acara dan kegiatan yang ada di Provinsi Lampung.

Menara Siger saat ini pun menjadi icon Gerbang pulau Sumatera khas Provinsi Lampung dan berada titik 0 Km pulau Sumatera.

Mak Tano Kapan Lagei
Mak Gham Sapow Lagei
Tidak Sekarang Kapan Lagi
Jika Bukan Kita Siapa Lagi

Sumber : Rizky Wahyu
Foto : Rizky Wahyu