Terkait Erupsi GAK, Deni Ribowo: Menghimbau Kepada Masyarakat Jangan Panik dan Jangan Abai

BERITA21 Dilihat

MEDIAPUBLIKA.com – Edar kabar Gunung Anak Krakatau (GAK) Selat Sunda di titik koordinat -6.102° Lintang Selatan, 105.423° Bujur Timur di ketinggian 157 meter diatas permukaan laut (mdpl), mengalami erupsi dengan tinggi kolom abu vulkanik berwarna kelabu dengan intensitas sedang, teramati bergerak ke arah timur laut alias ke arah Pulau Jawa, kurang lebih 200 meter di atas puncak sekitar 357 mdpl, Kamis (3/2/22) pukul 16.15 WIB kemarin, tak ayal turut bikin warga penasaran selain berdebar.

Informasi dihimpun, erupsi terpantau CCTV Pulau Sertung, Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Anak Krakatau, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM); tepat pukul 16:31:01 Waktu Indonesia Barat dan terekam seismograf dengan amplitudo maksimum 10 milimeter (mm) dan durasi 0 detik.

Menurut sumber informasi, erupsi terjadi berupa hembusan menerus diserati abu, serta tak terdengar suara bunyi dentuman.

Dikutip dari VIVA, Andi Suandi, petugas Pos PGA Anak Krakatau Lampung, pada Kamis menerangkan, erupsi GAK tidak berdampak berbahaya atau kerusakan, sebab skalanya masih kecil. Masyarakat diminta waspada, selalu memantau aplikasi Magma Indonesia, yang bisa diunduh di Playstore Android.

Belum hilang rasa terkejut, kabar dua kali erupsi susulan pada Jumat (4/2/2022) pagi, tak urung kembali buat was-was tercekat.

Yakni pertama, teramati ± 600 meter di atas puncak (± 757 mdpl) dengan tinggi kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal ke arah barat daya, terekam seismograf dengan amplitudo maksimum 46 mm dan durasi 50 detik, pada pukul 09.43 WIB.

Dan kedua, pada pukul 10.25 WIB dengan tinggi kolom abu teramati ± 800 meter di atas puncak (± 957 mdpl), dengan kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat daya, dan terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 45 mm dan durasi 49 detik.

Terkait, Deny Mardiono, petugas Pos Pantau GAK lainnya, Kamis, menyebut kemungkinan besar efek dari adanya gempa tektonik lokal di sekitar kawasan GAK, Rabu (2/2/2022). “Sehingga memicu peningkatan aktivitas,” terangnya, masih dikutip dari VIVA.

Kekuatan gempa lokal yang terjadi di tubuh GAK hingga radius 10 kilometer dari gunung berapi itu tidak bisa dideteksi oleh petugas Pos Pantau Anak Krakatau di Pasauran, Kabupaten Serang, Banten.

“Kalau untuk radiusnya mungkin seputaran Krakatau aja, mungkin bisa di Gunung Anak Krakataunya sendiri, di luar Krakataunya juga. Mungkin jarak antara 2-10 kilometer lah. Gempa lokal yang bisa memicu aktivitas Anak Krakatau,” ujar Deni Mardiono lagi.

Pihak terkait terus bekerja memantau ini. Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) Kementerian Perhubungan sigap mengafirmasi peringatan dini agar warga masyarakat mewaspadai gelombang tinggi, dan erupsi Gunung Anak Krakatau ini.

Pun di Bumi Ruwa Jurai, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung melalui Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lampung, Rudy Syawal Sugiarto, pun telah mengumandangkan peringatan dini. Yakni meminta agar masyarakat tetap waspada, tetap berhati-hati, dan selalu pantengin update terkini melalui Magma Indonesia.

Seturut, dari barisan elemen masyarakat sipil peduli kesiapsiagaan mitigasi bencana dan/atau risiko bencana, Forum Relawan Bencana (FRB) Lampung, setali tiga uang, juga merilis alarm waspada.

“Mohon izin, kami Forum Relawan Bencana Lampung mengajak rakyat Lampung untuk terus melatih sense of early warning kita, kewaspadaan dini termasuk terkait erupsi Gunung Anak Krakatau ini,” ujar Ketua FRB Lampung, Deni Ribowo, menanggapi pada Jumat malam, di Bandar Lampung.

“Jangan panik, jangan abai, jangan ikut-ikut sebarkan kabar bohong, berita palsu, dan informasi yang belum teruji kebenarannya, yang malah justru dapat membahayakan diri kita sendiri,” lugas dia mewanti. Deni pun menyebut pihaknya intens memantau dinamika lapangan bersama pihak terkait.

“Mari pantau bersama dari aplikasi siaga bencana milik pemerintah, seperti Magma Indonesia, BMKG, dan dari media massa. Kami respek, terima kasih atensi rekan-rekan media massa di Lampung yang tiada putus beri informasi terbaru seputar erupsi Gunung Anak Krakatau ini,” ujar anggota Komisi V DPRD Lampung tersebut.

Di penghujung, Deni Ribowo didampingi oleh Ketua Harian FRB Lampung Aris “Gibrant” Suryono dan sekretaris, Estining Gustina, mengajak seluruh rakyat Lampung saling mendukung dan mendoakan keselamatan bersama lahir batin. “Kita makhluk Allah. Berserah hanya padaNya. Avignam Jagat Samagram. Damailah bumiku dan seisinya. Semoga selamatlah alam semesta,” takzim Deni, mengunci keterangannya.

Sebagai informasi tergabung FRB Lampung, antara lain Deni Ribowo (DRB) Care Relawan Kesehatan, Dinas Sosial Provinsi Lampung, Forum Rescue dan Relawan Lampung (FRRL), Indonesia OffRoad Federation (IOF) Rescue Lampung, Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Lampung, Kwartir Daerah (Kwarda) Gerakan Pramuka Lampung, Pendaki Indonesia Lampung Sai (PILS), Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI) Lampung, Suzuki Club Reaksi Cepat (SCRC) Lampung, Taruna Siaga Bencana (Tagana) Lampung, Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Lampung, Wahana Pecinta Alam (Watala), Vertical Rescue Indonesia (VRI) Lampung, dan lainnya. (*).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *