Terkait Terhadap Israel dan Yahudi, Siad: Tidak Membuka Hubungan Dengan Israel

BERITA53 Dilihat

MEDIAPUBLIKA.com – Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj menjawab pertanyaan banyak pihak terkait sikapnya terhadap Israel dan Yahudi jika kembali memimpin PBNU jelang Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama (NU).

“Saya dari dulu tidak pernah berhubungan dengan Israel atau Yahudi. Terniat saja tidak pernah,” ujar Said Aqil menjawab pertanyaan wartawan di sela acara dalam rangkaian muktamar di Gedung Rektorat, Universitas Malahayati, Kota Bandarlampung, Selasa sore (21/12/2021).

Ditegaskannya, sebagai salah satu calon yang akan kembali maju sebagai ketua PBNU periode 2021-2026, Said menegaskan komitmennya untuk tidak membuka hubungan dengan Israel.

Ketua PBNU dua periode itu menyebutkan pemimpin NU ke depan itu harus benar-benar memiliki sikap terhadap peran NU di dunia internasional.

“NU itu organisasi agama dan kemasyarakatan terbesar di negeri muslim terbesar di dunia. Sikapnya menjadi perhatian di dunia internasional. Jadi harus jelas.

Jangan bermain-main atau abu-abu,” sambung Said yang pernah masuk dalam 20 orang Tokoh Muslim Paling Berpengaruh di Dunia versi The Muslim 500: The World’s Most Influential Muslims 2022.

Sikapnya yang tegas terhadap Israel itu merupakan perintah dari agama, jadi bukan sikap yang didasari oleh pemikiran semata.

“Dalam Islam sudah sangat tegas, bencilah Yahudi. Karena mereka tidak senang juga dengan islam. Itu tegas dalam Al-Quran. Berbeda dengan Nasrani yang dekat dengan islam.

Dalam sejarahnya, Nasrani atau Kristen di Romawi, Persia sampai ke hampir seluruh Afrika itu menjadi muslim. Tapi Yahudi hanya 4 atau 5 orang yang masuk islam,” terangnya.

Menjawab pertanyaan wartawan tentang adanya kemungkinan Israel ikut bermain dalam muktamar NU kali ini, Said menyebutkan tidak mengetahui secara pasti.

“Wah, saya tidak tahu. Mungkin itu hanya isu-isu di luaran. Tapi saya ada juga mendengar, tapi saya tidak tanggapi. Mungkin isu saja,” pungkasnya.

Sebelumnya diketahui seorang calon ketua lainnya, yakni Yahya Cholil Staquf sempat disebutkan memiliki hubungan yang dekat dengan Israel, dimana pada tahun 2018 sempat melakukan perjalanan ke Israel dan melakukan beberapa kegiatan. ***