MEDIAPUBLIKA.com – Berita yang menyebutkan bahwa Rektor Universitas Lampung (Unila) Prof. Lusmeilia Afriani melakukan pertemuan dengan rekanan pemenang tender proyek RSPTN sebelum lelang dilakukan berdasarkan foto adalah tidak benar, tidak faktual tapi penafsiran, dan fitnah yang merugikan nama baik Rektor Unila.
Foto yang beredar adalah dokumentasi tentang sebuah pertemuan, sama sekali tidak membahas hal-hal berkenaan dengan pembangunan RSPTN Unila, melainkan pertemuan sekedar makan malam biasa setahun yang lalu Pemberitaan yang menggunakan istilah “persekongkolan” telah dilakukan antara Rektor bersama pihak yang memenangkan projek pembangunan RSPTN Unila adalah fitnah yang menyakitkan.
Oleh karena itu, kami minta redaksi media online tersebut di atas, selain memuat hak jawab Unila ini, juga menyampaikan permohonan maaf kepada Rektor Unila Prof. Lusmeilia Afriani. Perlu ditegaskan di sini, bahwa Unila dalam menentukan pihak yang mengerjakan projek RSPTN Unila, dilaksanakan melalui lelang terbuka secara elektronik sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Guna memberikan gambaran yang utuh mengenai Pembangunan RSPTN Universitas Lampung, dipaparkan sebagai berikut. Unila akan menjadi universitas pertama di Pulau Sumatera yang memiliki rumah sakit pendidikan (teaching hospital) yang terintegrasi dengan pusat riset. Melalui proyek Higher Education for Technology and Innovation (HETI) yang didanai dari loan Asean Development Bank (ADB) rumah sakit ditargetkan akan launching pada tahun 2026.
Proyek HETI Unila adalah proyek jangka panjang pembangunan Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri (RSPTN) dan Integrated Research Center (IRC) yang meliputi tiga aspek, yaitu pembangunan (construction), consulting service, dan capacity development. Proyek HETI Unila launching pertama kali pada 11 Februari 2022 dan berakhir tahun 2026.
Capacity Development dilakukan untuk meningkatkan kinerja sivitas akademika Unila khususnya dosen Fakultas Kedokteran sedangkan civil works fokus pembangunan gedung RSPTN dan IRC.
Project Implementation Unit (PIU) Manager HETI Unila Prof. Dr. H. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., mengatakan, capacity development dilakukan melalui lewat riset, inovasi dan kolaborasi, fellowship, training, keikutsertaan dalam konferensi dan penyelenggaraan konferensi internasional. Kegiatan yang telah berjalan sejak 2023 ini, juga dilakukan untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) baik tenaga medis maupun non-medis yang nanti akan mengelola RSPTN Unila.
Sementara pembangunan RSPTN dan IRC ditargetkan akan selesai tahun 2026 dengan peralatan dan sumber daya manusia (SDM) yang juga sudah siap. Kehadiran RSPTN dan IRC diharapkan tidak hanya meningkatkan kualitas SDM masyarakat Lampung berbasis kesehatan tapi juga tempat praktik fakultas mahasiswa program Profesi Dokter Unila.
Prof. Satria menyampaikan perkembangan pembangunan RSPTN dan IRC Unila sudah dimulai tahun 2024 ini. Setelah melakukan penyesuaian terhadap peraturan Kementerian Kesehatan yang baru, tahun ini pembangunan gedung dilakukan.
“Hari ini sudah dimulai pembersihan area termasuk juga pemagaran dan sebagainya sehingga siap untuk dibangun,” kata Prof. Satria kepada tim website Unila, Jumat 15 Maret 2024 di gedung HETI.
Karena pembangunan rumah sakit sudah berjalan, ia juga menekankan pada persiapan persiapan peralatan dan SDM. Ia dan tim akan mempersiapkan perekrutan dan pelatihan sehingga SDM yang dibutuhkan di RSPTN sudah siap saat launching nanti.
RSPTN Unila akan dibangun dengan konsep ramah lingkungan, berbasis IT, efisiensi energi, tahan gempa, dan responsif terhadap gender dan disabilitas dengan slogan “Rumah Sehat.”
Keunggulan RSPTN Unila adalah terintegrasi dengan pusat riset sehingga jika ada kasus kasus penyakit maka dapat langsung di teliti di IRC. RSPTN Unila nantinya akan menjadi pusat layanan unggulan (Center of Excellent) tropical infectious, endocrine and metabolic, geriatrics, dan medical rehabilitation.
Sementara pada IRC akan menjadi pusat layanan unggulan tropical medicine, biomolekuler genetic, and degenerative disease, toxicologic pathology, clinical trial and diagnostics trial laboratory, dan food laboratory.
Untuk mendukung center of excellent tersebut, sumber daya manusia RSPTN Unila akan dipersiapkan dengan matang. Prof. Satria menyebutkan Unila akan merekrut IT specialist dan Hospital Management Specialist yang kemudian akan diberikan pelatihan.
“Artinya kita betul-betul siap sehingga ahli-ahlinya harus kita rekrut yang memang disupport oleh ADB,” katanya.
Tahun 2026 atau akhir tahun 2025, target Unila memiliki rumah sakit tipe C berkapasitas 100 tempat tidur terpenuhi. Kemudian secara bertahap RSPTN Unila segera berubah status menjadi rumah sakit tipe B.
Sekretaris PIU HETI Unila, Dr. Intanri Kurniati, Sp. P.K. menyatakan bahwa RSPTN Unila diharapkan menjadi rumah sakit yang memiliki SDM mumpuni untuk sebagai sebuah rumah sakit tipe pendidikan bukan hanya rumah sakit tipe C swasta pada umumnya.
Proyek HETI Unila yang dilakukan Tim PIU RSPTN Unila dilakukan mengikuti peraturan yang telah ditentukan. Tim PIU RSPTN Unila mendapatkan pengawasan dan evaluasi dari tim ADB, PMU melalui Kemendikbud dan Kementerian Keuangan serta Bappenas per triwulan. Perkembangan pembangunan juga terus dilaporkan kepada Pimpinan Unila.
Dengan adanya loan ADB yang mendukung pembangunan RSPTN Unila, ia berharap cita cita Unila memiliki RSP yang telah digagasnya sejak 2008 lalu dapat terwujud.
Hadirnya RSPTN dan IRC Unila dapat menjadi bukti kontribusi Unila untuk masyarakat Lampung karena memberikan solusi di bidang kesehatan. Selain itu juga mendukung Unila menjadi World Class University yang didukung dengan riset, publikasi internasional, fakultas kedokteran yang mendunia. Dengan demikian nama Unila makin dikenal di Kancah Internasional.
Kami meminta seluruh media online tersebut di atas dapat mengklarifikasi dan mengoreksi berita yang telah disampaikan agar tidak menimbulkan kesalahpahaman dan keresahan di masyarakat.
Sebelumnya, beredar foto Rektor Universitas Lampung (Unila) selaku kuasa pengguna anggaran proyek Pembangunan RSPTN, IRC, dan WWTP Universitas Lampung senilai lebih dari 200 miliar rupiah melakukan pertemuan dengan salah satu utusan perusahaan peserta lelang.
Foto yang beredar tersebut mengkonfirmasi indikasi kecurangan lelang proyek Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri (RSPTN) Unila yang sudah diatur untuk dimenangkan salah satu pihak atau peserta lelang pada proyek Pembangunan RSPTN, IRC, dan WWTP Universitas Lampung.
Sumber dari salah satu asosiasi perusahaan konstruksi di Lampung mengatakan, didalam foto tersebut ada Rektor Unila Prof. Dr. Ir. Lusmeilia Afriani selaku kuasa pengguna anggaran, broker proyek dan utusan dari Perusahaan rekanan bernama Satrio yang mewakili PT Nindya Karya.
“Sudah hampir pasti proses lelang RSPTN Unila ini curang, dengan banyaknya bukti bukti yang mengarah ke persekongkolan antara Rektor Unila dengan pihak yang memenangkan proyek,” kata ketua dewan pertimbangan salah satu asosiasi Perusahaan konstruksi yang enggan di sebutkan Namanya, Kamis (14/03).
Selain foto pertemuan antara pihak Rekanan dan Rektor Universitas Lampung terlampir juga Riwayat chat dari PPK Proyek RSPTN Unila Andius yang menyebutkan bahwa proyek RSPTN Unila pemenang lelang akan ditentukan Rektor dan Dirjen Dikti.
Rektor Unila saat dikonfirmasi terkait foto pertemuan dirinya dengan pihak rekanan yang dimenangkan tidak menjawab secara tegas, dirinya melempar hal ini untuk ditanyakan langsung kepada Humas Unila atau ke PIU RSPTN Unila. (*).