Festival Krakatau Cenderung Merusak Budaya Lokal

MEDIAPUBLIKA.com – Festival Krakatau yang menampilkan kirab Budaya Topeng justru menuai kritik warga Lampung, pasalnya dari penampilan peserta rata-rata tidak menampilkan kearifan loKal hanya beberapa saja yang merepresentasikan budaya Lampung yakni Topeng Sekura dari Lampung Barat dan Tupping dari Lampung Selatan.

Selain dari Sekura dan Tupping rata-rata penampilan peserta hanya menggunakan topeng kolaborasi yang justru tidak mencerminkan budaya Lampung.

Dari pantauan, bahkan terlihat peserta dari salah satu instansi menampilkan parade sejumlah wanita Lampung yang menggunakan baju Adat Lampung Pepadun namun menggunakan topeng, hal yang aneh karena dalam penggunaan baju adat Pepadun tidak ada penggunaan topeng.

Selain itu penampilan salah satu instansi yang diunggah Plh Kadis Kominfotik Lampung dalam akun tiktok @achmadsaefulloh69 terlihat sejumlah wanita menampilkan tradisi nyubuk majeu namun menggunakan topeng.

“Nyubuk majeu itu memang budaya Lampung, namun cukup menggunakan penutup wajah dari sarung dan tidak menggunakan topeng sangat aneh melihatnya, justru bukan artistik namun cenderung merusak budaya lokal,” cetus Hamzah yang sengaja datang dari Desa Selagai, Lampung Tengah saat melihat acara tersebut, Minggu (8/7/23).

Selain mengkritik penggunaan Topeng di penampilan nyubuk majeu, Pria asli Lampung ini juga mengaku heran dengan penampilan wanita menggunakan baju adat Pepadun lengkap dengan Siger namun menggunakan topeng.

Ia berpendapat hal itu sangat janggal, meskipun Festival Krakatau bukan acara adat Lampung namun setidaknya tidak membuat warga yang tidak paham dengan budaya Lampung semakin tersesat dengan penampilan yang diluar pakem.

“Yah, kalau bisa disesuaikan saja bang, aneh saja melihatnya. Semestinya porsi kearifan lokal lebih dikedepankan tapi ini justru diberikan aksesoris yang sama sekali bertolak belakang dengan budaya Lampung,” sesalnya.

Terpisah, Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung, Bobby Irawan saat dikonfirmasi beberapa waktu lalu mengakui jika Festival Krakatau akan diisi dengan Festival budaya Topeng dan peserta boleh memakai topeng apa saja meski bukan kearifan local.

Bobby mengakui jika budaya topeng yang terkenal hanya Sekura dan Tupping oleh sebab itu Ia menyarankan peserta bebas berkreasi memakai topeng saat cara tersebut

“Silahkan pakai topeng apa saja pakai topeng Doraemon pun boleh karena ini namanya festival budaya topeng, selain dari Topeng Sekura dan Tupping nanti juga ada nyubuk majeu,” singkat Bobby.

Namun kebanyakan dari peserta rata-rata menggunakan topeng kreasi yang tidak mewakili budaya Lampung selain dari Sekura dan Tupping.

Diketahui Pemprov Lampung melalui Dinas Pariwisata setempat menggelar kirab budaya topeng dalam Festival Krakatau di Jalan Sultan Agung, Bandar Lampung, Lampung, Sabtu (8/7/2023). Karnaval yang  diikuti 3.000 pelajar dan mahasiswa se-Kabupaten/kota di Provinsi Lampung tersebut merupakan rangkaian dari Festival Krakatau 2023 yang menjadi kalender tahunan pariwisata Provinsi Lampung.

Lampung hanya mengenal Topeng Sekura dari Lampung Barat dan Tupping dari Lampung Selatan sedangkan nyubuk majeu tidak termasuk dalam budaya topeng.

Nyubuk majeu biasanya dilakukan pada malam hari yang dilakukan oleh ibu-ibu atau gadis, setiap keluarga mempelai diharuskan memakai penutup wajah (sarung) yang hanya terlihat matanya saja. (*).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *