MEDIAPUBLIKA.com – Hasil survey Laboratorium Politik Lokal dan Otonomi Daerah JIP FISIP Unila yang memuat sejumlah kandidat pada Pemilihan Rektor (Pilrek) Desember mendatang diduga akal-akalan.
Pasalnya dalam kesimpulan akhir dari poling yang dimuat disalah satu portal berita online tidak memuat beberapa kandidat yang sebelumnya ada di posisi tiga besar. Justru delapan kandidat dari akhir survey terdapat sejumlah nama yang terseret dalam kasus suap penerimaan mahasiswa baru yang melibatkan mantan Rektor Unila Aom Karomani.
Sejumlah Alumni Unila menduga jika poling yang dilakukan merupakan siasat sejumlah oknum yang ada di kampus yang memiliki kandidat untuk dicalonkan.
“Kami menduga ada pihak-pihak yang mempunyai rencana tertentu atau calon tertentu dengan menggunakan cara cara yang tidak sehat yakni dengan menggunakan modus survey, namun ketika hasil survey tidak sesuai dengan harapan justru memutar balikkan hasilnya,” jelas Mega Putri Alumni FKIP Unila Angkatan 2000.
Senada dengannya, Herman BM Alumni Fakultas Pertanian angkatan 1984 menyarankan agar nama nama kandidat yang saat ini masih menjadi saksi dalam kasus Suap Mantan Rektor, semestinya dengan lapang dada tidak berfikir untuk mencalonkan diri bahkan menolak untuk dicalonkan.
“Alangkah lebih baik jika beberapa nama yang saat ini terseret dalam kasus tersebut, untuk lebih fokus dalam kasus mantan Rektor. Karena ini semua menyangkut nama baik civitas yang sudah tercoreng akibat kasus OTT beberapa waktu lalu,” tegas Herman.
Diketahui dalam berita yang dimuat salah satu media dalam survei tersebut, disebutkan terdapat delapan nama yang menjadi kandidat Calon rektor Unila, diantaranya Prof. Dr Asep Sukohar, Prof Suharso.
Kemudian, Prof. Dr. Lusmeilia Afriani, Dr. Nairobi, Prof. Warsito, Dr. Eng Suripto Dwi Yuwono, Dr. Budiono, Prof. Dr. Muhadi.
Namun hasil survey sebelumnya tidak memuat delapan nama tersebut justru nama Prof, Admi Syarif ada diperingkat pertama menyusul Prof Hamzah, Dr. Ahi Ahadiat bahkan nama Rocky Gerung.
Akan tetapi yang mencuat ke media dan menduduki peringkat pertama hasil survey justru Prof Asep Sukohar yang terseret dalam kasus OTT mantan Rektor.
Diketahui, hingga Kamis (3/11/2022), terdapat 453 koresponden yang telah memilih. Dimana Prof. Asep Sukohar menjadi urutan pertama terpilih dengan persentase sebanyak 25,2 persen. Disusul oleh Dr. Budiono sebesar 17,9 persen. (*).