MEDIAPUBLIKA.com – Dalam upaya merelaksasikan pikiran dan tubuh serta meningkatkan semangat, Dandim 0410/KBL Kolonel Arh Tan Kurniawan SnA.P., M.I.Pol., mengajak seluruh prajurit dan PNS di Kodim Kota Bandar Lampung untuk menonton film bersama. Kegiatan yang berlangsung pada Jum’at 19 Juli 2024 di Aula Makodim 0410/KBL ini, menampilkan film karya Jim Taihuttu, seorang sutradara asal Venlo, Belanda, yang berjudul “The East” atau “De Oost”.
Film ini mengisahkan pengalaman tentara Belanda di Hindia Belanda tahun 1946, selama Revolusi Nasional Indonesia. Ceritanya mengikuti Johan de Vries, seorang prajurit berusia dua puluh tahun yang dikirim ke Semarang. Johan awalnya percaya bahwa misinya adalah membebaskan rakyat Indonesia dari kekuasaan Sukarno, namun segera menyadari bahwa kenyataan di lapangan sangat berbeda.
Masyarakat memusuhi tentara Belanda, dan para prajurit kerap melakukan kekejaman tanpa tindakan hukum. Johan menjadi saksi bagaimana kapten Raymond Westerling, yang memimpin aksi kontra-gerilya, melakukan penyiksaan dan eksekusi tanpa pengadilan. Seiring berjalannya waktu, Johan semakin mempertanyakan moralitas perang tersebut.
Film “The East” pertama kali diputar di Festival Film Belanda pada tahun 2020 dan mendapat perhatian luas. Menteri Pertahanan sekaligus Presiden terpilih RI Prabowo Subianto bahkan merekomendasikan film ini untuk ditonton oleh masyarakat, terutama para prajurit. Hal ini disampaikan Prabowo saat memberikan pembekalan kepada calon perwira remaja TNI-Polri pada 12 Juli 2024 di Balai Sudirman, Jakarta.
Dandim mengatakan, menonton ‘De Oost’ tak hanya membuat kita memahami sisi pandang berbeda dari agresi militer Belanda atau yang mereka sebut aksi polisional pada awal kemerdekaan Indonesia.
“Melalui film ini, kita sebagai prajurit TNI akan merasakan betapa beratnya perjuangan para pahlawan kita. Ini bukan hanya sekadar sejarah, tetapi juga pelajaran penting tentang keberanian dan keteguhan hati,” ucap Kolonel Tan Kurniawan.
Lebih lanjut Dandim menyampaikan, film ini juga seharusnya menjadi cermin bagi diri kita, bagi bangsa Indonesia.
Kata dia, kita tak hanya harus memahami bagaimana menjadi bangsa terjajah tapi juga menyelami bagaimana menjadi bangsa penjajah.
“Dengan menonton film ‘De Oost’ juga diharapkan dapat memperkaya pengetahuan kita maupun generasi muda tentang sejarah dan menumbuhkan rasa kebanggaan terhadap para pahlawan yang telah berjuang demi kemerdekaan kita sehingga peristiwa serupa tidak lagi terulang di masa depan,” tandasnya. (*).