MEDIAPUBLIKA.com – Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi (Dispersip) Lampung meluncurkan Gajah Kompak dan meresmikan Tugu Baca pada Kamis, 26/9/2024. Ini merupakan upaya Perpusda dalam memerangi judi online.
Peluncuran Gajah Kompak dan Peresmian Tugu Baca bersamaan dengan momen peringatan Hari Kunjung Perpustakaan dan Bulan Gemar Membaca tahun 2024. Acara juga diisi dengan pembagian hadiah bagi para pemenang sejumlah perlombaan yang telah dilaksanakan sebelumnya.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Lampung Riski Sofyan dalam sambutannya mengatakan, kegiatan tersebut merupakan salah satu wujud nyata komitmen pihaknya terkait literasi digital. Perpusda Lampung memfokuskan pada salah satu isu yang sedang marak yaitu judi online.
“Diharapkan kegiatan ini dapat menumbuhkan kesadaran generasi muda terkait bahayanya judi online,” kata Riski.
Riski bilang, Tugu Baca adalah salah satu platform digital yang menjadi Tupoksi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan, bahwa pengembangan perpustakaan tak hanya fokus pada buku fisik, tetapi juga pada platform digital.
“Tugu baca ini platform berupa tugu, dengan barcode yang bisa discan dengan gawai, dan kita dapat mengakses buku elektronik secara gratis. Kami berharap penyediaan buku digital yang berkaitan dengan literasi keuangan, paling tidak dapat mencegah judi online,” katanya.
“Ini upaya kami dalam mencerdaskan masyarakat melalui literasi keuangan dan literasi digital,” imbuh Riski.
Peluncuran Gajah Kompak, lanjutnya, diharapkan dapat diikuti oleh seluruh Kabupaten/kota, untuk menganggarkan kegiatan yang tematikal, terutama yang sedang gencar difokuskan oleh presiden, salah satunya judi online.
Riski menambahkan, kolaborasi antar stakeholder dibutuhkan dalam memerangi judi online guna menyelamatkan masa depan bangsa. Pasalnya berdasarkan data yang ia peroleh, pelaku judi online banyak dari anak di bawah umur.
“Dan lebih miris lagi, hasil penelitian, korban judol ini ada tiga, yaitu kalangan anak anak dan pelajar, kalangan mahasiswa, dan ibu rumah tangga. Jadi kita perlu sadarkan mereka ini, dan kita mesti berkolaborasi melakukan kegiatan-kegiatan pencegahan,” ucapnya.
Sementara itu, Bunda Literasi Lampung Maidawati dalam sambutannya mengatakan, perpustakaan adalah sumber informasi yang seharusnya dekat dengan masyarakat dan keberadaannya mencerdaskan masyarakat. Untuk itu, ia ingin Perpusda Lampung lebih dekat dan memperbanyak platform yang mudah dijangkau kalangan luas.
Bunda Literasi juga cukup menyoroti terkait maraknya Judi Online dan bahaya yang mengintai. Ia meminta buku-buku terkait bahaya judi online lebih diperbanyak di Perpustakaan Daerah.
“Marilah kita melangkah bersama berkolaborasi demi terwujudnya cita-cita bangsa kita, yaitu bangsa yang cerdas kreatif, dengan kecakapan literasi yang baik,” ujar Maidawati.
Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan Sumberdaya Manusia, Intizam mewakili PJ. Gubernur menyampaikan, masalah yang dihadapi generasi muda salah satunya terkait pengelolaan keuangan pribadi. Judi Online menjadi ancaman serius, tidak hanya bagi individu yang terlibat tetapi juga bagi kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
“Dampak negatif dari aktivitas ini (judi online) seperti kerugian finansial, ketergantungan, hingga degradasi moral, memaksa kita untuk mengambil tindakan tegas dan strategis,” ucap Intizam.
Terlebih, lanjut Intizam, judi online di Indonesia, telah menyasar semua kalangan termasuk anak-anak. Berdasarkan data satgas pemberantasan judi online, pemain judi online yang berusia 10-20 tahun mencapai 11% atau 440.000 orang dari total pemain 4,3 juta orang.
“Perpustakaan sebagai pusat informasi dan pembelajaran memiliki peran yang sangat penting dalam membangun generasi muda yang cerdas kritis dan bertanggung jawab. Peningkatan literasi, baik literasi membaca maupun literasi keuangan adalah fondasi yang harus kita bangun bersama untuk mempersiapkan generasi yang mampu menghadapi godaan dan tantangan yang ada termasuk dalam hal pengelola keuangan pribadi,” kata Intizam.
Tugu Baca tersebut, katanya, tidak hanya menjadi simbol komitmen Pemprov Lampung dalam memajukan literasi di masyarakat, tetapi juga sebagai pengingat akan pentingnya literasi keuangan dalam kehidupan sehari-hari terutama bagi generasi muda yang seringkali menjadi target dari berbagai praktik kejahatan ekonomi termasuk judi online.
“Maka, dengan adanya Tugu Baca ini, saya berharap masyarakat, khususnya anak muda dapat lebih sadar akan pentingnya literasi keuangan. Dan kita perlu terus memberikan edukasi yang tepat agar mereka bisa memanfaatkan teknologi dengan baik, dengan bijak, guna menghindari jebakan judi online dan memaksimalkan potensi ekonomi yang ada,” kata Intizam.
Pada kegiatan itu, Bunda Literasi dan Intizam juga menyerahkan piala dan hadiah kepada para pemenang lomba yang sebelumnya telah digelar oleh Perpusda Lampung. Adapun perlombaan dimaksud yakni lomba bertutur, lomba pidato bahasa Lampung, lomba perpustakaan terbaik, menggambar, mewarnai, roket air, dan lomba menulis cerpen.(*)